Hujan seketika membasahi jalanan daerah
Pangrango. Bunyi air hujan yang jatuh menjadi suara yang terdengar bersama
petir yang menggelegar. Waktu pun telah menunjukkan pukul 5 sore. Seorang gadis
pun keluar dari tempat lesnya dan menunggu redanya hujan. Bunyi lagu Can’t Keep
My Hands Off You milik Simple Plan pun terdengar dari dalam saku bajunya. “Hallo,
udah dimana? kok belum nyampe?”Katanya. Tidak terasa 30 menit telah berlalu.
Hujan pun mulai menghilang seiring bergantinya langit yang mulai gelap. Waktu
sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore. Tin….tin…tin… suara klakson motor pun
terdengar. “Lama banget si baru nyampe! kemana aja lo Prim jam segini baru
jemput!”. “Sorry tadi gue kejebak macet hehe”Kata Prima. “Kalo minjem motor
orang tau diri dong! Masa yang punya motor musti nungguin si! Ayo buruan lah
caw males gue ngedenger alesan lo”. Brum… brum…brum, suara motor pun ilang
tenggelam di langit yang sudah gelap.
Namanya adalah Livia. Dia seorang siswi
kelas 3 dari SMAN 6 Kota Bogor. Livia adalah anak yang tomboy namun sangat
supel dan sangat aktif di sekolahnya. Mulai dari kelas 1 dia sudah menjadi
anggota OSIS dan pernah menjadi anggota MPK pada saat kelas 2. Hanya di kelas 3
saja dia mulai menggurangi kegiatan organisasinya karena mau focus untuk masuk
gerbang perguruan tinggi.
Teng..Teng..Teng.. bel masuk pun berbunyi.
Pelajaran pertama pun dimulai. Lagi dan lagi Livia tergopoh-gopoh masuk ke
dalam kelas. “Liviaaaa, kamu itu kerjaannya terlambat saja! Sudah seminggu ini
selalu masuk kelas jam st 8 pagi. Alasan apalagi hari ini? Masa setiap hari ban
motor kamu kempes si?!”. “Eh iya bu, hari ini ban nya ilang ada yang ngambil,
saya aja kesini naik angkot bu jadi telat deh hehe”. Semua orang dikelas pun
tertawa Ha..Ha..Ha..Ha. “Sudah..sudah diam semuanya! Livia, sudah kamu duduk
sana”. “Makasi bu”.
Bel istirahat pun berbunyi. Sekejap saja
kantin sudah penuh oleh para siswa yang memburu jajanan disana. Livia bersama
teman-temannya pun tidak ketinggalan untuk berebut kursi yang masi kosong. “Liv
pesen apa lo?”Tanya Vanya. “Gue biasalah soto betawi sama es jeruk ya”kata
Livia. “Yang lain gmana?”Tanya Vanya. “Gue mesen sendiri aja deh”Kata Sinta. “Sama
gue mesen sendiri juga”Kata Ika. “Gue sama kaya Livia ya guys”Kata Tami. Vanya,
Sinta, Ika pun pergi memesan pesanan. “Eh Tam, liat arah jam 3 buru. Lo tau ga
itu siapa?”Kata Livia. “Mana-mana, oh dia. Gue tau dia Andi anak Akselerasi 1,
kenapa?Lo suka sama dia?”Tanya Tami. “Manis banget hehe, udah punya pacar blum
yaa?”Tanya Livia. “Cie..cie.. udah bisa move on lo sekarang?”Tanya Tami. “Hahaha
sekedar suka doang kan boleh si asal ga cinta”kata Livia. “Alah ngeles aja lo
kaya bemo “Kata Tami. Vanya, Ika dan Sinta pun datang membawa pesanan mereka. “Asyik
banget si kalian, galiat apa ni tangan kita kepasanasan bawa pesanan kalian”Kata
Sinta sewot. “Tau ni dari tadi dipanggil-panggil ga denger-denger”Vanya pun
ikutan ngedumel. “Ngobrolin apaan si kalian?”Tanya Ika. “Biasa ni si Livia lagi
naksir sama cowo “Kata Tami sambil ngelirik ke Livia. “Apaan si lo Tam, ember
banget jadi orang, gue kan cuma bilang dia manis banget”Kata Livia sambil cemberut. “Alah ngeles aja lo
Liv, udah deh gue laper makan aja dulu, curcolnya ntar aja lanjutin”Kata Sinta.
Semua pun tertawa. Mereka pun menyantap makanannya dengan sangat lahap.
Waktu menunjukkan pukul 3 sore, saatnya bel
pulang berbunyi. Semua siswa pun berhamburan keluar kelas untuk pulang. Termasuk
Livia, dia pulang bareng Ika dan Tami karena hari itu dia tidak membawa motor.
Angkot 08 jurusan Ps. Anyar- Citeureup pun jadi pilihan mereka. Di pinggir
jalan, Livia, Tami dan Ika naik angkot bareng anak-anak kelas SBI 2. Ga jauh
dari tempat mereka nyetop angkot, tiba-tiba ada yang nyetop angkot mereka.
Damn! Jantung Livia berdetak ga karuan, antara senang, gugup dan malu. Livia
hanya bisa diam dan lirik-lirikan sama Tami dan Ika. Vivi yang merasa aneh pun
bertanya, “Liv tumben banget lo diem biasanya kaya orang yang cacat mental gitu”Taya
Vivi. “Tau lo kaya kesambet setan tiba-tiba jadi pendiem kaya gini”Gadis pun
ikutan komentar. “Eh apaan si kalian, orang emang begini dari sananya kok, gue
kan gadis pendiam kaya patung”Kata Livia. “COT banget si lo Liv, kalo kaya uler
kepanasan si iya”Kata Prima. Tami dan Ika yang mengetahui penyebab Livia diam
hanya tertawa saja. Angkot pun sudah sampai daerah Kopem, tiba-tiba dari arah
belakang “STOP Bang!”. Cowo itu pun turun dari angkot tersebut. Ketika angkot
sudah berjalan kembali,”Huaaaaa kenapa dia bisa seangkot sama gue si”Teriak Livia.
“Apaan si lo bikin kaget aja Liv!”Prima pun sewot. “Itu tu ada cowo gebetannya
si Livia”Ledek Tami. “Oh yang tadi turun itu?itu si adek kelas gue waktu SMP”kata
Vivi. “Yaaaaang bener lo Vi?”Tanya Livia. “Seriusan, Andi Pratama namanya, dia
udah punya pacar Liv, anak SMA 6 juga cuma kelas regular kalo cewenya”Kata
Vivi. “Ya ampun, sabar ya Liv, baru mau nyoba move on lo, gatau nya dia udah
punya cewe”Kata Ika. Livia pun hanya bisa diam, baru akan dimulai untuk membuka
hati lagi, ternyata orang yang dia kagumi sejak cowo itu masuk SMA 6 pun udah
punya cewe. Ya sebenarnya dia tau siapa cowo itu, sejak awal ospek dia sudah
sering kali melirik dan memberi perhatian khusus kepada cowo tersebut. Namun
dia hanya bisa diam dari sahabat-sahabatnya, karena dia sendiri masi belum
yakin bisa hilang dari bayang-bayang masa lalunya. Baru di kelas 3 lah Livia
berani memberi tahu kepada sahabat-sahabatnya kalo dia suka sama Andi, karena
dia sudah yakin untuk bisa move on dari masa lalunya. Ternyata takdir masi
belum bisa memihak kepada dia, untuk saat ini.
Para siswa-siswi kelas 3 di SMAN 6 Bogor
sedang sibuk-sibuknya mengurus ujian nasional dan mencari info serta mendaftar
Perguruan Tinggi. Begitu pun Livia dan teman-temannya. Livia pun lambat laun
melupakan kejadian tersebut dan mulai konsentrasi untuk ujian nasional dan
Perguruan Tinggi. Livia pun sudah mengantongi perguruan tinggi swasta tinggal focus
pada ujian nasional dan mengejar SNMPTN negerinya saja.
Hari kelulusan pun tiba, Alhamdulillah siswa-siswi
SMAN 6 Kota Bogor lulus 100%. Hari dimana orang paling males tapi ga afdol kalo
ga dateng, yaa Hari Perpisahan. Hari itu pun Livia dan teman-temannya datang. “Sedih
gabisa ketemu kalian lagi”Kata Tami. “iyaa kalian jangan sombong yaa kita semua
jauh-jauh ni, gada yang sekota sama gue di Bandung”Ujar Livia sambil nangis. “Kalian
yang pada di luar jangan lupain gue disini yaa, cuma gue doang yang stay di Bogor”Kata Sinta sambil ngapus
air matanya. “Udah-udah sini kita pelukan yaa”Kata Prima. Prima, Vanya, Livia,
Ika, Sinta, Tami pun berpelukan. “eh gue mau juga dong di peluk”Dimas pacar
Vanya pun nimbrung. Semunya pun nyorakin Dimas dan tertawa, ha..ha..ha. Tami
pun membisikan sesuatu kepada Livia. “Anterin gue dong ke Bima Liv, Gue pengen
photo sama dia buat kenang-kenangan”Kata Tami. Sekedar info saja Bima itu
gebetannya Tami semenjak kelas 2. Sayanganya cinta Tami bertepuk sebelah
tangan. “Serius lo?berani banget si jadi cewe”Kata Livia. Tami pun beneran
nekat!dia nyamperin Bima dan minta photo sama dia. “Liv gue udah , lo gamau
photo sama Andi ni?”Tanya Tami sambil ngegoda Livia. “Emm gamau ah biarin aja
dia jadi salah satu kenangan gue aja selama “putih abu-abu” Kata Livia sambil senyum
datar. Livia memang memutuskan bercerita semuanya kalo dia suka sama Andi udah
lama kepada Tami seorang dan bagi dia Andi Pratama hanyalah kenangan selama dia
memakai “putih abu-abu”.
July 2011 adalah awal dari mahasiswa baru
yang masuk Perguruan Tinggi. Livia akhirnya memutuskan untuk masuk kesalah satu
perguruan tinggi swasta di Kota Bandung. OSPEK pun di mulai. Para senior pun
siap memangsa mahasiwa yang tidak disiplin. Livia pun berhasil melakukan OSPEK
selama 3 hari tanpa bolong. Di OSPEK pun Livia berkenalan dengan teman-teman
barunya. Lewat OSPEK Livia pun menemukan “teman dekat”, walaupun berbeda
jurusan, mereka memutuskan untuk tetap berkomunikasi. Namanya adalah Riza. Mulai
bulan November sampai tahun baru 2012, tiba-tiba Riza hilang entah kemana.
Livia pun bingung. Sampai akhirnya Livia “kepo” akun twitter milik Riza.
Ternyata akunnya sudah tidak pernah terpakai sejak November. Memang Livia hanya
berkomunikasi sebatas lewat sms saja. Sampai dia melihat followersnya ada nama
panjang Riza Januar. Livia pun meng-klik nya. Damn! Mentionnya Riza mesra
dengan satu cewe bernama Nadya. Dan akun twitter itulah yang aktif. Livia hanya
nangis melihat mention-mentionnya Riza. “Ternyata selama ini gue di bohongin,
dia udah punya pacar dan pacarnya itu ada di Kampungnya, Palembang” Kata Livia
dalam hati. Livia membaca itu sambil menahan nangis, marah gatau harus berbuat
apa. Hanya ingatan masa lalu yang kembali hadir. Livia memutuskan untuk pergi
ke kostan sahabatnya Ayu dan menceritakan semuanya.
“Ke..ke..napa gue selalu ka..ya gini si
yu?apa takdir gue memang kaya gini? belum bisa dapetin cinta sejati gue?”Kata
Livia sambil nangis. “Sabar ya Liv, pasti nanti suatu saat lo dapet yang paling
terbaik buat lo”Kata Ayu. “Harus sampai kapan gue kaya gini si Yu?” Kata Livia
sambil sesenggukan. “Pasti kalo emang udah waktunya, lo bakal dapet yang paling
terbaik Liv, anggep ini jalan untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. Karena
sesuatu yang berharga itu ga bakal mudah untuk ngedapetinnya, yang sabar ya
Liv, gue ada disini untuk Lo”Kata Ayu. “Makasi Yu, lo emang sahabat yang baik”.
Perkuliahan pun dilalui oleh Livia tanpa
peduli akan cinta lagi. Walaupun semester 2 dan 3 Livia ada yang mendekati.
Bagi Livia semua hanya teman, karena dia masi terbayang akan masa lalunya dan
masi belum bisa membuka hatinya kembali. Pada saat semester 4, Livia
mendapatkan kontak dengan salah satu sahabat SMP nya lewat skype. Sahabatnya itu
bernama Riri. Mereka pun memutuskan untuk bertemu di Ciwalk. Livia pun sampai
duluan pada pukul 11 pagi. Livia langsung mengeluarkan Handphonenya dari dalam
tas dan menekan nomor Riri. “Hallo, dmana lo?gue udah nyampe ni, gue di depan
J-co ya”Kata Livia di telepon. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang mencubit
pundak Livia. “Liviaaaaaaa, ya ampun lo masi aja kecil ya?haha ga numbuh-numbuh
lo dari dulu”Teriak Riri. “Sialan lo yaa Ri, tau deh yang dietnya berhasil jadi
tinggi langsing ni hoho”Kata Livia. “Haha bisa aja lo Liv, ya ampun gue kangen
banget sama lo, udah lama banget kita ga ketemu yaa”Kata Riri. “Iyaa ni untung
ada skype hehe, yaudah yuk masuk kita nonton aja gmana?”Tanya Livia. “Eh tunggu
dulu bentar, gue mau ngasi surprise ke elo, gue mau ngenalin pacar gue ni hehe
dia lagi markir mobil dulu bentar ”Kata Riri. “Eh kok gabilang-bilang si?yaa
gue jadi “kambing congek” dong ni”Kata Livia sambil cemberut. “Jangan marah
dulu dong, dia mau sekalian nyari buku soalnya, yaudah gue ajak aja deh, lagian
asyik kok dia orangnya dan gue janji gabakal nyuekin elo malah dia yang di
cuekin”Kata Riri. Dari arah belakang ada tangan yang meluk pinggang Riri. “Hai sayang
sorry yaa lama, parkirannya penuh soalnya hehe”Kata cowo tersebut. Livia hanya
bisa mematung seakan gapercaya dengan apa yang di lihatnya. Cowo tersebut
adalah Andi Pratama, tidak salah lagi. Cowo yang pernah di taksir selama 2
tahun itu ga mungkin begitu saja hilang dari ingatan Livia. “Hey Liv, kenalin
cowo gue, Andi”Kata Riri. “Hai gue Andi, udah lama ya ga ketemu”Kata Andi. “eh..i..iya
hehe gue Livia”Kata Livia. “Kalian saling kenal?”Tanya Riri. “Kita satu SMA Yang”Kata
Andi. “Oh bagus dong kalo gitu, jadinya ga kagok kalo kita jalan bertiga”Kata
Riri. “Eh i..iya hehe”Kata Livia. Hari itu pun Livia hanya bisa diam, “Bagaimana
bisa ketemu lagi sama dia. Apa ini takdir ya Tuhan?”Ujar Livia dalam hati.
Setelah hari itu, Livia hanya bisa
bercerita kepada Ayu dan tentu saja Tami. Sahabatnya di SMA. Mereka berdua pun
punya reaksi yang sama. “Ya ampun Liv kok bisa si?apa jangan-jangan kalian
jodoh ni?. Livia tidak bisa berkomentar karena dia pun sendiri bingung. Akankah
perasaan dahulunya muncul?sementara cowo tersebut sudah menjadi milik
sahabatnya.
Beberapa bulan kemudian. Tepat di hari
minggu. Nada dering sms di handphone Livia bunyi. Sms dari nomor tak dikenal.
Bunyi sms nya :
A:
Hai apa kabar?ini Andi :)
L:
Sorry, Andi mana ya?
A:
Andi pacarnya riri atau bahkan mantannya
L:
hah?maksudnya?
A:
emm gue Andi temen lo waktu SMA :)
Livia tidak mengerti maksud dari sms
tersebut, akhirnya Livia memutuskan untuk menelepon Riri. “Hallo Ri, hubungan
lo sama Andi baik-baik aja kan?”Tanya Livia. “Eh, Viaaaa gue pengen nangis,
akhir-akhir ini hubungan gue di ujung tanduk. Andi tiba-tiba berubah, dia jadi
cuek sama gue, gue takut dia punya cewe lagi Vi”Ujar Riri sambil nangis. Tanpa
banyak pertanyaan lagi Livia sudah cukup untuk mengerti permasalahan sahabatnya
itu. Dia pun membalas sms dari Andi. Bunyi sms nya :
L:
Gue pengen ketemu lo!
A:
Kok balesnya jutek banget si :)
L:
Hari ini di Ngopi Doeloe Burangrang jam 1 siang
A:
Eh, kok tiba-tiba?oke deh jam 1 ya :)
Jam menunjukkan pukul st 2 siang, Livia
dari tadi menunggu Andi di salah satu sudut ruangan tersebut. Yang di tunggu
pun datang. “Hey, udah lama?sorry macet tadi di jalan”Ujar Andi. “ Langsung aja
deh, lo kenapa sama Riri?kok bisa tiba-tiba ga ada kabar gitu si?”Kata Livia
sewot. “Gue baik-baik aja kok sama dia”Ujar Andi jutek. “Jangan bohong deh lo! Kok
bisa tiba-tiba gitu si?”Tanya Livia. “Fine, gue jelasin. Gue udah lama emang
bosen sama dia, gue ngerasa udah ga cocok aja sama dia, cuma gue ga tega buat
mutusin dia. Sampai kemaren gue udah bertekad untuk ngomong sama dia baik-baik.Cuma..
Riri ga mau gue putusin. Gue bingung harus berbuat apa, karena gue udah ga ada
rasa lagi, apalagi gue..gue suka sama orang lain”Ujar Andi. “Bacot lo, kenapa
semua cowo tu gampang banget mutusin cewenya, apa mereka gapunya hati?apa kaum
kalian itu gampang banget untuk move on nya?”Kata Livia emosi. “ Denger dulu
penjelasan gue. Sebenarnya gue gapernah suka sama Riri. Dulu waktu SMA gue
punya pacar, tapi karena dia tau gue bakal kuliah di Bandung dan dia di
Jogjakarta, dia mutusin gue dengan alas an gakuat pacaran jarak jauh. Gue susah
banget buat Move on, mungkin karena sibuk ngurusin UN dan SNMPTN gue bisa
ngelupain dia. Sampai akhirnya gue jatuh cinta lagi saat pandangan pertama. Yaa
cewe itu aktif, supel dan buat gue setiap liat mukanya, pasti terpancar wajah
ceria yang buat gue senyum-senyum sendiri. Cewe itu…ELO Livia. Gue suka sama lo
di akhir kelulusan kita. Sayangnya gue ga ada keberanian karena masi sedikit
terbayang masa lalu. Sampai akhirnya gue kuliah di ITB dan di kenalin lah Riri
sama temen gue. Awalnya gue ga terlalu suka sama dia, karena gue ga dapet chemistry dan masi kebayang-bayang wajah lo. Sampai
akhirnya, gue ke kostan Riri dan ngeliat photo lo di laptopnya. Gue pun punya ide
untuk macarin Riri demi ketemu lagi sama elo Liv. Mungkin gue picik dan
ternyata rencana gue berhasil. Mungkin gue cowo bangsat yang hanya bisa
nyakitin cewe demi cewe yang dicintainya. Apa itu salah Liv?”Ujar Andi. Livia
hanya bisa mematung dan air matanya jatuh mengalir di kedua pipinya. “Gue gatau
harus ngomong apa”Jawab Livia. Andi memegang tangan Livia dan menghapus air
matanya “Liv gue tau lo juga suka kan sama gue?gue bisa liat dari pancaran mata
lo, gausah bohongin hati lagi. Mungkin ini takdir Tuhan yang digariskan untuk
kita”Kata Andi. Livia diam mematung, beberapa saat dia menarik tangannya dan
lari keluar pintu tanpa menghiraukan Andi yang memanggil-manggil namanya. Hanya
satu di otak Livia, yaitu kostan Ayu. Yaa dia akan menumpahkan sesak yang
sangat luar biasa gejolak hatinya kepada sahabatnya itu.
Beberapa minggu kemudian. Livia
sudah mulai keliatan ceria lagi. Sejak kejadian itu, Livia ga nafsu untuk
ngapa-ngapain. Telepon dan sms dari Andi pun di hiraukannya. Tiba-tiba terdengar
bunyi lagu Can’t Keep My Hands Off You milik Simple Plan yang biasa menjadi
Ring tone telepon masuk Livia. Di Layar ada nama Riri. “Halo Liv, gue mau
ketemu sekarang di Ngopi Doeloe Buah Batu jam 12 siang ya”.
Riri pun sudah menunggu disana, dia
tidak sendirian. Ada wajah tak asing menemaninya, yaitu Andi. Livia pun dengan
penuh percaya diri menghampiri mereka, Livia tidak kaget dengan keberadaan
Andi. Dan Livia pun sudah siap untuk menghadapi mereka. “Hai Liv mau pesen
apa?Kata Riri”. “Langsung aja deh ngomong gue ga nafsu buat minum”Ujar Livia. “Gue
udah di certain sama Andi semuanya, mungkin sakit banget Liv hati gue. Tapi mau
di gimanain lagi, hati seseorang ga bisa di paksain kan”Ujar Riri lirih. “Pertama
gue mau ngomong, mungkin bener gue dulu suka sama elo, Apalagi bisa ketemu lo
lagi disini, gue sempet berpikir kalo kita memang di takdirkan bersama. Cuma..
setelah gue merenung dan berpikir, rasa gue sekarang udah ga sama kaya dulu
lagi. Mungkin awalnya emang gue seneng tapi hati gue belum bisa nerima lo lagi
ndi. Maafin gue, gue gabisa bohongin perasaan gue sendiri kan”Ujar Livia. “Gue
juga udah berpikir Liv, mungkin gue cowo pengecut dulu, di tambah gue pakai
cara kotor buat ngedapetin hati lo. Gue rasa.. Elo Liv, Ri, dan gue kita
bertiga berteman aja dulu. Bila memang takdir kita nanti untuk dipersatukan,
Gue mau dengan usaha sendiri dengan cara alami buat ngedapetin hati lo Liv”Ujar
Andi. “ Lo masi mau ngebuka hati buat gue kan Liv, walaupun ga sekarang”Kata
Andi lagi. “Kita liat aja nanti ya ndi, kalo memang kita di takdirkan untuk
bersatu, gue gabisa nolak kuasa Tuhan”Ujar Livia. “Ya udah yang paling penting,
kita semua bisa jadi teman dan ga ada permusuhan, Oke?!”Kata Riri. Mereka pun
berpelukan. Hanya cinta dengan cara yang alami lah yang bisa menyatukan dua insan
yang berbeda menjadi satu. Walau terkadang cinta datang dan pergi tapi kita
harus yakin, bahwa suatu saat nanti ntah berapa tahun lagi kita pasti akan
mendapatkan cinta sejati kita, karena kita memang di takdirkan oleh Tuhan
berpasang-pasangan.